text
stringlengths 0
2.46k
|
---|
Kami tidak pergi. |
Apa? |
Kami sudah bicarakan, dan memutuskan tidak ikut untuk kebaikanmu. |
Kau senang? |
Apa kau gila? |
Jangan pura-pura tidak suka. |
Carilah alasan, dan jangan gagap. |
Ada masalah? |
Tidak ada... |
Mereka tidak datang? |
Umm, sepertinya terjadi sesuatu. |
Anjing... |
Seong-jin punya anak anjing, |
Maksudku anjingnya punya anak... |
Jong-gu, atap... rumahnya bocor, jadi dia harus memperbaikinya. |
- Sekarang tidak hujan. |
- Oh? |
Kau benar... |
Ini akal-akalan. |
Kau sudah merencanakannya, benar? |
Tidak, bukan begitu... |
Kau pikir Aku... |
Kau... |
Dua tiket untuk keberangkatan jam dua. |
Ya. |
Su-eun! |
Kau sedang apa? |
Apa yang kau doakan? |
Bagaimana denganmu? |
Kau bilang dulu. |
Tidak, kau duluan. |
Kita lakukan bersama-sama? |
Satu, dua, tiga... |
Semoga tiap hari bisa seperti ini! |
- Pembawa sial! |
- Kau mengenaiku. |
Dia sangat cantik, |
- Apa kalian pengantin baru? |
- Apa? |
Ya. |
Hiduplah dengan baik, dan jangan bertengkar. |
Ya, nyonya! |
Sepertinya dia tidak bisa melihat dengan baik. |
Itulah yang terjadi saat kau sudah tua. |
Sepertinya pendengarannya bagus. |
Ya, hanya telingaku. |
Semuanya terlalu bising. |
Saat kau tua lebih baik mati. |
Lebih baik mati. |
Kau mau lagi? |
Silakan ambil sendiri. |
Malam ini, bintang pun tidur. |
Kau memandang laut sendirian... |
Ombak menari tarian kesepian... |
Aku memikirkan tentang... |
Barang hilang? |
Barang-barang yang tertinggal? |
Sayangku, apa kau lupa wajah dan hatiku? |
Apa angin yang dingin menghapus cintamu? |
Semuanya sama seperti sebelumnya, dan tidak alasan untuk sesuatu untuk berubah. |
Tapi yang membuatku merindukanmu adalah mimpi di malam musim panas... |
Hujan ini mengingatkanku sesuatu. |
Saat ayah dan nenekku masih hidup, |
Tukang pijat buta sering datang kerumahku. |
Sepertinya usianya menginjak 60an. |
Dia buta sejak lahir. |
Suatu hari dia bertanya. |
Su-ho, apa hujan jatuh dalam tetesan. |
Atau untaian seperti benang? |
Lalu apa jawabanmu? |
Hujan jatuh dalam tetesan. |
Tetes demi tetes. |
Oh, jadi tetesan... |
Malam itu, Aku khawatir tentang hujan yang jatuh seperti untaian. |
Aku masih ragu. |
Bagaimana hujan jatuh? |
Dalam untaian... |
Dalam tetesan... |
Kapan Aku bisa tahu? |
Kau sedang apa? |
Kau tidak bisa tidur? |
Ya. |
Hujannya berhenti. |
Di tengah pusaran angin topan, tidak ada hujan atau angin, hanya kesunyian. |
Lalau, apa kita ada di tengah pusaran angin topan? |
Cantik. |
Berapa kemungkinan kita melihat sesuatu seperti ini? |
Berapa kemungkinannya kita bisa bertemu lagi? |
Sama dengan kemungkinan melihat bintang saat terjadi topan. |
Aku sudah putuskan. |
Aku akan menangis untukmu, tertawa untukmu, dan hidup untukmu. |
Kau adalah pusat duniaku. |
Kau mudah tersinggung, pencemburu, kaku dan gagap saat kau bohong, |
tapi Aku suka itu semua. |
Semoga kita bisa tinggal disini selamanya. |
Su-eun! |
Su-eun! |
Su-eun! |
Su-eun! |
Bertahanlah. |