text
stringlengths
0
2.46k
Dia hanya menghibur diri... karena memikirkan tentang akhirat?
Kau menangis saat kau mendengar ceritanya.
Yah, kau menangis, jadi Aku juga.
Lalu menurutmu setelah mati kita akan hilang begitu saja?
Jika tidak, maka akhirat pasti akan penuh sesak.
Apa kau mau bilang orang bodoh yang percaya itu?
- Siapa yang bilang bodoh?
- Kau jahat.
Tunggu, Su-eun!
- Kau egois!
- Bukan itu maksudku.
Hey, apa menurutmu dia memintanya karena dia sungguh tidak tahu?
Dia murid terbaik di sekolah ini.
Aku tidak tahan menghadapi pria tampan juga pintar.
Lihat mereka berdua.
Mereka kelihatan senang.
Kenapa denganmu?
Bodoh.
Kenapa kau kesal?
Kau tidak tahu?
Apa karena Min-soo?
Karena dia bertanya masalah matematika?
Jika itu sebabnya, Aku sungguh kecewa.
Kau tidak bisa melihatku berbicara dengan orang lain, jadi jika Aku menikahi orang lain, kau tidak akan bertahan 5 menit, apalagi 50 tahun.
Biarkan kering dan teranginkan.
Terima kasih.
Makasih, jaga diri.
Jangan mengeluh, bisa membuang nasib baik.
Kenapa kakek menceritakan kisah cinta pertama kakek padanya?
Saat itu hujan, bagaimana mungkin Aku tidak menceritakan itu?
Lalu setelah itu, kakek tidak pernah melihatnya lagi?
Jangan dipikirkan, bocah!
Seekor kelinci.
Tanpa tiang, tanpa ikatan.
Bergerak bebas di dataran barat.
Aku diminta mempersiapkan pemakaman, dan itu adalah suami Soon-im.
Kami tidak berbicara sepatah katapun.
Entah dia tidak menyadari kehadiranku atau mengabaikanku, dia terus menangis.
Itulah bagaimana karma bekerja.
Kau pikir semuanya sudah ada sesuai keinginanmu, hidup itu penuh dengan lika liku.
Satu belokan kecil membuahkan takdir yang jauh berbeda.
Hah?
Mereka bilang tiap orang punya takdir masing-masing.
Bagi kakekku, takdirnya nenek.
Bagi ayah, takdirnya ibu.
Kuharap kau bisa jadi takdirku.
Aku juga.
O, lalu, ya Tuhan, biar bibir bekerja seperti tangan.
Dia berdoa, perkenankan, semoga terus percaya.
Santa tidak bergerak, walaupun untuk kebaikan pendoa.
Maka tidak bergerak, sementara hasil doaku kutuai.
Itulah doa dari bibirku, olehmu, dosaku diampuni.
Sial, Aku tak bisa melihat mereka.
Hey, kau.
Strike!
Kau belum meciumnya?
Dia bahkan belum memegang tangannya.
Strike!
Bisakah kalian diam?
Aku tidak bisa konsentrasi.
Kau belum memegang tangannya?
Tangkap saja bolanya.
Kau tahu berapa pria yang menyukainya?
Sang-gyu dari klub baseball, dan ketua OSIS Min-soo.
Hoon-tae dari klub sastra, Hye-sung, Seong-jin...
Jangan sampai lengah.
Apa?
Hey, lihat kemana kau melempar...
Kau pernah melihat Batu Jodoh?
Batu di pulau Kabut?
Itu sungguh batu ajaib, kau tahu kakak keduaku?
Seperti yang kau tahu, seperti saudara perempuan Su-ho, dia bukanlah pecinta yang handal.
Batu itu pasti ajaib.
Dukun terkenal menunjukkan batu itu.
Dia bilang pada kakakku untuk berdoa di depan batu itu.
Lalu?
Kau tahu sifatnya?
Dia bergegas menuju kesana.
Apa yang terjadi?
Kakak bertemu dengannya!
Siapa?
Kakak iparku!
Ini benar benar misterius.
Membuka mata setelah berdoa di depan batu itu, dia melihat seorang pria.
Dan?
Dan dia bilang, "Kau memiliki mata rusa."
Rusa!
Batu Jodoh?
Kami berangkat hari Sabtu setelah sekolah bubar.
Kami akan menginap semalam dan pulang hari Minggu,
Kau bisa ikut?
Siapa saja yang pergi?
Seong-jin, Hye-seong, Jong-gu, dan pacarnya Jong-gu.
Jong-gu punya pacar?
Mi-young.
Mereka berkencan lagi.
Aku akan minta ijin ibuku.
Dimana mereka?
Kenapa kau dirumah?
Kapalnya berangkat 5 menit lagi.