text
stringlengths
0
2.46k
Kakekmu pingsan.
Kakek!
Apa yang bisa kulakukan?
Cuacanya mendung, jika Aku tidak minum bersamamu, Aku akan menyesalinya.
Jadi kau memanggil cucumu dari sekolah?
Berbohong terkena stroke?
Teganya?
Tolong jangan mati hari ini.
Lihat, kau mengubah tandanya.
Kau pasti merencanakan sesuatu.
Tidak ada.
Aku hanya ingin minum bir dan ngobrol.
Mengenai apa?
Apa kau sedang jatuh cinta?
Kenapa menanyakan itu?
Katakan saja, ya atau tidak?
Kenapa sekarang?
Mau dengar kisah cinta pertamaku?
Bagaimana kau bertemu nenek?
Bukan dia, cinta pertamaku.
Nenek bukan cinta pertamamu?
Bukan.
Hah?
Su-eun!
- Aku membawakan tasmu.
- Oh, makasih.
Kakek, ini temanku Su-eun.
Berapa umurmu?
Apa?
Berapa umurmu?
17?
18.
Kalau begitu putar 18 kali.
Apa?
Itu hanya takhayul.
Silakan.
Sudah cukup.
Kau menggelikan, kek.
Dia tidak mungkin dirasuki hantu.
- Kau pusing?
- Ya.
A sip of this will make you feel better.
- Oh, Su-eun tidak suka minum.
- Tidak apa, Aku suka minum.
Ini pertama kalinya Aku ke tempat seperti ini.
Tidak baik terlalu sering datang.
Oh ya, silakan lanjutkan ceritamu.
Cerita apa?
Mengenai cinta pertamamu.
Aku punya cinta pertama.
Pertama kali melihatnya, kupikir Aku melihat bidadari.
Mataku terbutakan, Aku tidak bisa melihat langsung.
Dia terlalu berharga untuk di impikan pria sepertiku.
Keluarganya sangat menentang kami.
Kami dari dua dunia berbeda.
Tapi kami saling mencintai.
Kami mencintai sampai mati.
Soon-im!
Soon-im!
Soon-im!
Soon-im!
Man-geum!
Kembalilah.
Kumohon, kembalilah.
Setelah perang, Aku kembali, tapi tidak ada yang menungguku.
Aku mulai mengerti pepatah,
"Hidup segan, mati tak mau."
Aku tidak bisa bertemu dengannya lagi.
Aku terus memikirkan apa yang diceritakan kakekmu.
Kau mungkin kesal, tapi Aku memahami dia.
Sungguh hebat bisa mencintai seseorang seumur hidup.
Tapi Aku juga merasa lega dan senang.
Jika kakekmu menikahi wanita itu, kau pasti tidak akan lahir.
Itu buruk bagi kita berdua.
Sulit dipercaya.
Kakekmu terus mengenangnya... selama hidupnya.
- 50 tahun.
- Dia tidak berperasaan.
- Siapa?
- Kakekku.
Selama ini dia hidup dengan nenek, tapi dia mencintai wanita lain.
Apa yang kau lakukan jika jadi dia?
Bisakah kau mencintai satu wanita selama 50 tahun?
Kalian bertiga, berdiri dengan tangan diatas.
Tunggu dulu.
Kau, Hye-seong!
Kau bukan dari kelas ini, sedang apa kau disini?
Pergi ke kelasmu!
Maaf, pak.
Apa dia sangat suka kelasku?
Dasar berandalan!
Kakekku membuat kita bisa bertemu.
Seperti katamu, jika cintanya jadi kenyataan, kita tidak akan bertemu.
- Kau percaya hari akhirat?
- Kenapa?
Kakekmu berharap dia bisa mewujudkan cintanya di akhirat.
Aku percaya pada Tuhan, tapi Aku tidak percaya akhirat.
Bagaimana bisa Tuhan dan akhirat berbeda?
Menurutku akhirat hanya karangan orang saja.
Lalu bagaimana dengan kakekmu?